Surat Cinta Untuk Ayah dan Ibu (part 2)

Betapa pentingnya berbakti kepada kedua orangtua kita karena kita tidak akan dapat membalas jasa kedua orang tua kita. Rasulullah bersabda:

لَا يَجْزِي وَلَدٌ وَالِدًا إِلَّا أَنْ يَجِدَهُ مَمْلُوْ كًافَيَشْتَرِ يَهُ فَيُعْتِقَهُ

“Seorang anak tidaklah dapat membalas (jasa) orang tuanya kecuali apabila ia mendapatinya sebagai budak lalu ia membelinya kemudian memerdekakannya” (Muttafaq’alaih, HR.Muslim no.1510)

Wajib memuliakan ibu daripada bapak

Ibu memiliki keutamaan yang lebih besar daripada bapak.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ أَبُوْكَ

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliau berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

 

 

Bentuk Birrul Walidaini Ketika Orangtua kita Masih Hidup

Hal-hal yang dapat dilakukakn ketika kedua orang tua kita masih hidup :

 

1.       Berbuat ihsan dengan lisan dan muamalah yang baik.

Kata ‘uf’, menyanggah ucapan orangtua, itu adl sekecil-kecil nya perkara yang dilarang oleh Allah. Pilihan ucapan yang baik kpd orangtua kita.

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Q. S. Al Isra’ : 23-24)

Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak diperbolehkan oleh agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan lebih kasar daripada itu.

 

2.       Menaati mereka berdua yang bukan perkara maksiat kepada Allah.

إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِى الْمَعْرُفِ

“Sesungguhnya ketaatan itu dalam hal kebaikan” (HR. Muslim, no.1840)

3.       Memberikan kegembiraan kepada orangtua.

Dari Abdullah bin ‘Amr, ia berkata,

جاء رجل إلى رسول الله  صلى الله عليه وسلم  فقال جئت أبايعك على الهجرة وتركت أبوي يبكيان فقال ارجع عليهما فأضحكهما كما أبكيتهما

Datang seorang pria kepada Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam dan berkata, “Aku datang untuk membai’at engkau untuk berhijrah dan aku meninggalkan kedua orangtuaku dalam keadaan menangis”. Maka Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam berkata, “Kembalilah kepada kedua orangtuamu dan buatlah mereka berdua tertawa sebagaimana engkau telah membuat mereka berdua menangis” (HR Abu Dawud 3/17 no 2528 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

4.       Tidak membuat dicelanya orangtua kita.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Yang termasuk dosa besar adalah celaan seseorang terhadap kedua orang tuanya”. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah ada orang yang mencela kedua orang tuanya?” Beliau menjawab, “Ya, seseorang mencela ayah orang lain, maka berarti dia telah mencela ayahnya sendiri. Dan dia mencela ibu orang itu berarti dia telah mencela ibunya sendiri” (HR Bukhari dan Muslim).

5.       Berdoa kebaikan untuk kedua orangtua kita.

 

Bentuk birrul walidaini setelah mereka wafat

  • Berdoa bagi keduanya. Jangan sampai terlewat untuk mendoakan orangtua kita.
  • Memohon ampunan untuk kedua orangtua kita.

“Sesungguhnya Allah ‘Azza Wajalla akan mengangkat derajat seorang hamba yang sholeh di dalam surga. Hamba itu kemudian bertanya:”Ya Rabbi, darimana derajat ini aku peroleh?” Alloh ‘Azza Wajalla menjawab: “Karena anakmu meminta ampunan kepada-Ku.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

  • Membayar hutang dan memenuhi kafarah orangtuanya.
  • Bershadaqah atas nama keduanya.
  • Menyambung hubungan baik dengan teman-teman kedua orangtua nya.

عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما أَنَّهُ كَانَ إِذَا خَرَجَ إِلىَ مَكَّةَ كَانَ لَهُ حِمَارٌ يَتَرَوَّحُ عَلَيْهِ  إِذَا مَلَّ رُكُوْبَ الرَّاحِلَةِ وَ عَمَامَةٌ يَشُدُّ بِهَا رَأْسَهُ فَبَيْنَمَا هُوَ يَوْمًا عَلَى ذَلِكَ اْلحِمَارِ إِذْ مَرَّ بِهَ أَعْرَابِيٌّ فَقَالَ أَلَسْتَ ابْنَ فُلاَنٍ ابْنِ فُلاَنٍ؟ قَالَ: بَلَى فَأَعْطَاهُ اْلحِمَارَ وَ قَالَ: ارْكَبْ هَذَا وَ اْلعَمَامَةَ قَالَ: اشْدُدْ بِهَا رَأْسَكَ فَقَالَ لَهُ بَعْضُ أَصْحَابِهِ: غَفَرَ اللهُ لَكَ أَعْطَيْتَ هَذَا اْلأَعْرَابِيَّ حِمَارًا كُنْتَ تَرَوَّحُ عَلَيْهِ وَ عَمَامَةً كُنْتَ تَشُدُّ بِهَا رَأْسَكَ؟ فَقَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه و سلم يَقُوْلُ: إِنَّ مِنْ أَبَرِّ اْلبِرِّ صِلَةَ الرَّجُلِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيْهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ وَ إِنَّ أَبَاهُ كَانَ صَدِيْقًا لِعُمَرَ رضي الله عنه

 

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma bahwasanya bila ia keluar ke kota Mekkah, ia menunggangi keledainya jika ia bosan menaiki untanya. Dan ia mengenakan sorban yang mengikat kepalanya. Suatu hari ketika ia berada di atas keledainya, tiba-tiba lewatlah seorang arab badui. Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Bukankah engkau Ibnu Fulan bin Fulan?” Ia menjawab, “benar”. Lalu iapun menyerahkan keledainya kepadanya dan berkata, “Tunggangilah keledai ini”. Dan ia juga menyerahkan sorbannya dan berkata, “Ikatlah kepalamu dengannya!” Kemudian sebahagian kawan-kawannya bertanya kepada Ibnu Umar,” Semoga Allah mengampunimu, engkau berikan kepada orang Arab badui itu keledaimu yang biasa engkau tunggangi dan juga sorbanmu yang biasa engkau ikat kepalamu dengannya?” Lalu ia berkata, “Sesungguhnya aku pernah mendengar Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sebaik-baik perbuatan baik adalah seseorang menyambung hubungan dengan orang yang dicintai ayahnya setelah ayahnya meninggal dunia”. Sesungguhnya ayahnya orang Arab badui itu adalah kawannya Umar radliyallahu anhu.

[HR Muslim, al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad: 41 dan at-Turmudziy: 1903. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih].

 

Kewajiban untuk berbakti kepada orangtua yang masih kafir

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (Q.S Luqman : 17)

Jika kedua orangtuamu menyerukan untuk menyekutukan Allah, maka janganlah menututinya. Namun kita tidak diperintahkan untuk mencelanya, melainkan kita tetap diperintahkan untuk berlaku baik kepada kedua nya.

 

Sumber:

 

Yogyakarta, 30 Muharram 1436 H/23 November 2014